sistem
pernapasan pada manusia
Bernapas
merupakan salah satu ciri mahkluk hidup. Bernapas adalah proses mengambil
oksigen serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air (H2O). Di
dalam tubuh terjadi proses pembakaran untuk menghasilkan energy. Proses
pembakaran tersebut membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbon dioksida.
Proses pembakaran zat makanan untuk menghasilkan energi dengan bantuan oksigen
disebut oksidasi biologi/respirasi aerob.
1.
Alat
Pernapasan Manusia
Alat
pernapasan utama manusia adalah paru-paru. Udara akan masuk ke dalam paru-paru
melalui alat pernapasan, yaitu hidung, laring, trakea,brokus, dan sampai di
paru-paru
a.
Hidung
Udara masuk melalui hidung,tetapi dapat juga melalui mulut.
Hidung merupakan indra pembau sehingga gas-gas yang membahayakan tubuh dapat
dicegah masuk ke dalam paru-paru. Di dalam hidung terdapat rambut-rambut hidung
dan selaput lender yang berfungsi
meyaring udara masuk ke dalam paru-paru. Selain itu di dalam hidung terjadi
proses penyesuaian suhu dan kelembapan udara yang masuk dengan suhu di
paru-paru.
b.
Laring
(pangkal tenggorokan)
Udara dari hidung menuju laring melewati faring. Faring adalah persimpangan antara rongga
mulut ke kerongkogan degan rongga hidung ke tenggorokan.
Pada laring terdapat katup yang disebut epiglotis dan jakun yang terbentuk dari tuang-tulang rawan.
Epiglottis akan menutup saluran pernapasan ketika kita makan dan akan menutup
saluran pencernaan ketika kita bernapas. Jika epiglottis tidak menutup saluran
pernapasan ketika kita makna, maka kita akan tersedak.
c.
Trakea
(batang tenggorokan)
Dari hidung
ke laring, udara menuju ke trakea. Trakea terletak pada leher, tepatnya di
depan kerongkongan. Trakea tersusun dari gelang-gelang tulang rawan berbentuk
cincin. Dinding bagian dalam trakea dilapisi selaput lender yang memiliki
sel-sel berambut getar, yang berfungsi untuk menyaring debu-debu atau zat-zat
lain yang masuk bersama udara. Panjang trakea mulai dari pangkal rongga mulut
sampai rongga dada lebih kurang 10 cm.
d. Bronkus (cabang batang tenggorok)
Trakea bercabang menjadi dua bronkus,
yaitu bronkus kiri dan bronkus kanan. Bronkus kiri menuju paru-paru kiri dan
bronkus kanan menuju paru-paru kanan. Struktur bronkus sama dengan penyusun
trakea. Cabang bronkus adalah bronkiolus. Bronkus kanan bercabang tiga
bronkiolus dan bronkus kiri bercabang dua bronkiolus. Pada bronkiolus tidak
terdapat tulang rawan, hanya sel-sel otot polos. Pada ujung akhir brokiolus
terdapat gelembung-gelembung udara yang disebut alveolus.
e.
Paru-paru (pulmo)
Bronkus, bronkiolus, dan alveolus
membentuk satu struktur yang disebut Paru-paru. Paru-paru manusia terdiri atas dua bagian, yaitu
paru-
paru kanan dan paru-paru kiri.
Paru-paru
terletak di dalam rongga dada atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi antara rongga
dada di bagian atas dengan rongga perut di bagian bawah. Paru-paru kanan
memiliki tiga gelambir (lobus),sedangkan paru-paru kiri memiliki tiga lembir.
2. Proses Pernapasan
a. Mekanisme Pernapasan
Dua proses yang
kita alami ketika bernapas adalah inspirasi
dan ekspirasi. Proses masuknya udara
ke dalam paru-paru (menghirup udara) disebut inspirasi , sedangkan proses megeluarkan
udara dari dalam paru-paru (meghembuskan udara) disebut ekspirasi.
Berdasarkan
otot-otot yang melakukan proses pernapasan tersebut, pernapasan dapat dibedakan
menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
1)
Pernapasan Dada
Pada pernapasan dada,
rongga dada kita mengembang yang disebabkan gerakan otot-otot atartulang rusuk.
Kontraksi otot-otot antartulang rusuk menyebabkan teragkat nya tulang rusuk
sehingga rongga dada membesar dan paru-paru pun ikut megembang. Hal ini
tersebut menyebabkan tekanan udara di dalam paru-paru lebih kecil daripada
tekanan udara di luar tubuh sehingga terjadi inspirasi.
Pada saat otot antartulang rusuk berelaksasi, tulang rusuk
akan turun yang meyebabkan rongga dada menyempit dan paru-paru megempis.hal
tersebut menyebabkan tekanan udara di dalam paru-paru lebih besar dibandingkan
tekanan di luar tubuh sehingga terjadi ekspirasi
2)
Pernapasan
Perut
Pernapasan perut terjadi karena gerakan otot-otot
diafragma. Pada saat otot diafragma berkontraksi, semula diafragma yang cenderung
cembung akan turun menjadi agak datar dan paru-paru mengembangkan sehingga
terjadi inspirasi. Sebaliknya, ketika otot diafragma bereelaksasi, diafragma
akan kembali cembung dan paru-paru mengempis sehingga terjadi ekspirasi
INSPIRASI
EKSPIRASI
b. Volume
Pernapasan
Kemampuan paru-paru menampung udara disebut kapasitas paru-paru.volume
udara yang dapat ditampug oleh orang dewasa 5 liter.volume udara seseorang
dipengaruhi oleh besar-kecilnya paru-paru, cara bernapas, dan kekuata
bernapas.udara yang keluar masuk disebut udara
pernapasan/udara tidal.volume udara pada saat menarik dan mengeluarkan
napas kuat-kuat ini disebut kapasitas
vital paru-paru. Pada saat bernapas
tidak semua udara dihembuskan keluar. Ada sebagia udara yang tertinggal di dalam
paru-paru. Lebih kurang sebanyak 1-1,5 liter. Udara ini disebut udara residu.
Volume udara tidal berbeda-beda
bergantung pada kegiatan seseorang.pada saat istirahat, volume tidal sekitar
0,5 liter dan besarnya akan meningkat bila kegiatan tubuh juga meningkat.
Udara sebanyak 1,5 liter yang
dapat dihirup dengan sedalamya masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan
pernapasan biasa disebut udara komplementer
.selain bernapas biasa kita juga masih dapat megembuskan napas sekuat-kuat nya
sebanyak 1,5 liter yang disebut dengan udara
cadangan (sumlenter)
Kapasitas vital paru-paru sama
dengan jumlah dari udara tidal,udara komplemeter , dan udara suplementer. Kapasitas total paru-paru adalah jumlah
dari kapasitas vital paru-paru dan udara residu.
Kapasitas vital paru-paru = udara tidal +
udara komplementer + udara sumplementer
Kapasitas total paru-paru = kapasitas
vital paru-paru + udara residu
Besarnya kapasitas vital
paru-paru bergantung pada beberapa factor. Antara lain umur,jenis
kelamin,kondisi fisik,posisi tubuh, dan penyakit paru-paru.semakin bertambahya
umur meyebabkan kapasitas paru-paru meningkat sampai batas tertentu sehingga
kemampuan otot untuk berkontraksi menurun.
Penyakit-Penyakit pada Pernapasan
Pada sistem pernapasan, terdapat juga
beberapa penyakit yang mengganggu proses pernapasan, yaitu :
1. Faringitis
Faringitis adalah radang pada
faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis. Peradangan juga dapat terjadi
karena terlalu banyak merokok, ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan rasa
kering di kerongkongan.
2. Asma
Asma adalah kelainan penyumbatan
saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun
rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba internasional untu
penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada selaput pipa
udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru. Pada penyakit asma, paru-paru
tidak dapat menyerap oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi
yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal
dengan bengek yang disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma
bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. Asma merupakan penyempitan
saluran pernapasan utama pada paru-paru. Kelainan ini tidak menular dan
bersifat genetis atau bawaan seseorang sejak lahir. Kelainan ini juga dapat
kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin, udara kotor,
alergi, dan stres (tekanan psikologis).
Hampir separuh jumlah penderita
mendapat asma karena alergi ataupun sistem pernafasan yang terlalu sensitif
terhadap debu, obat, makanan, dan minuman.Pola hidup tidak sehat turut
mempengaruhi timbulnya penyakit asma, seperti merokok dan stress.
Asma adalah penyakit sistem
pernapasan manusia yang paling banyak di derita di dunia. Di tahun 2010,
penderita asma di seluruh dunia berkisar 300 juta orang. Sementara jumlah
penderita asma di Indonesia mencapai 12 juta orang atau kurang lebih 6 % dari
jumlah seluruh penduduk Indonesia. Asma bukanlah penyakit menular, sehingga
jika ada salah satu anggota keluarga yang terserang asma, anggota lain tidak
perlu panik.
Gejala penyakit Asma antara lain:
1.
Nafas yang berbunyi ngiiik ... ngiiik.
2.
Mengalami sesak napas sehingga bernapas dengan tersenggal-senggal.
3.
Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika berolahraga.
4.
Badan terlihat letih dan lesu serta kurang bersemangat.
5.
Rasa sesak dan berat di dada.
6.
Mengalami kesulitan untuk tidur dengan nyenyak.
7.
Batuk-batuk hanya pada malam hari dan cuaca dingin.
8.
Mudah terkena alergi seperti udara dingin, debu, atau jenis
makanan tertentu.
9.
Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat
berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
10. Mudah
lelah ketika melakukan aktivitas fisik.
Apabila gejala-gejala tersebut
muncul, maka seseorang yang menderita asma akan kesulitan untuk melakukan
pernapasan dikarenakan adanya kontraksi pada otot-otot bronkul yang
mengakibatkan penyempitan pada saluran pernapasan.
Saat serangan asma terjadi,
biasanya penderita kronis diberikan obat semprot yang mengandung
epinefrine atau isoproterenol yang dapat dihisap dengan segera saat
terjadi serangan asma. Untuk tingkat akut, epinefrin tidak lagi disemprotkan,
namun diinjeksikan (disuntik) ke dalam tubuh penderita.
Jika tidak ada epinefrine,
penderita dapat ditolong sementara dengan memberikan minuman hangat atau
menghirup uap air panas. Bisa juga dengan memberikan hembusan angin segar dari
kipas angin untuk membantu proses pernapasan penderita. Penyakit asma mungkin
tidak dapat dihilangkan dari sistem pernapasan manusia, namun penyakit ini
dapat dikontrol agar gejala dan serangannya tidak mengganggu aktivitas bekerja.
Sekitar 50 % penderita asma
melakukan terapi pengobatan alternatif, namun belum cukup bukti yang memastikan
bahwa terapi-terapi tersebut efektif mengobati asma.
3. Influenza
(Flu)
Penyakit influenza disebabkan
oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung
tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan
suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam,
gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan
batuk yang tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya
sembuh sendiri.
Penyakit ini merupakan penyakit
yang paling sering menyerang sistem pernapasan pada manusia di seluruh dunia.
Flu diakibatkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae. Gejala umum flu
adalah badan menggigil, deman, mata berair, hidung tersumbat kepala berat,
disertai batuk, dan nyeri di beberapa bagian tubuh.
Influenza merupakan penyakit yang
dapat menjalar dengan cepat di masyarakat. Walaupun ringan tetapi penyakit ini
dapat berbahaya bagi usia sangat muda dan usia tua dimana terdapat keterbatasan
fungsi pernafasan. Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara
bermusim dingin dan di musim hujan pada negara-negara tropis.Mahluk hidup
tempat berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri. Diduga
bahwa hewan lain seperti burung, babi, dan kuda memegang peranan dalam
menciptakan jenis virus influenza dengan jenis yang berbeda akibat adanya
mutasi di hewan-hewan tersebut. Penyebaran virus influenza ini melalui tetesan
air liur pada saat batuk dan melalui partikel yang berasal dari sel hidung yang
melayang di udara terutama di ruangan tertutup.
Pengobatan terbaik flu adalah
istirahat karena flu lebih sering diakibatkan menurunnya daya tahan tubuh
karena kelelahan. Minum air yang banyak dan hangat dapat membantu meringankan
gejala flu. Vitamin C dosis tinggi (500 mg) dapat diberikan untuk membantu
tubuh meningkatkan kekebalan tubuh.
Penyebab influenza adalah virus
yang menginfeksi jaringan saluran nafas bagian atas. Terdapat 3 jenis virus
yang di kenal yaitu A,B, dan C. Virus tipe A akan menyebabkan gejala yang
berat, menyebar secara cepat dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara atau
wilayah (pandemi). Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan dan
penyebarannya tidak secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan gejala
yang ringan saja. Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui pemeriksaan
dari cairan ludah dengan mempergunakan test secara genetik.
Obat analgesik dan asetaminofen
bisa diberikan agar flu cepat hilang. Flu yang biasa menyerang orang dewasa dan
anak kecil sekalipun tidak terlalu berbahaya. Hanya saja kini ketakutan akan
flu menjadi lebih tinggi, terutama sejak mencuatnya kasus flu burung mulai awal
tahun 2000-an, dan ternyata lebih menyebabkan kerusakan parah daripada flu
Spanyol yang pernah menjadi epidemi di tahun 1980-an.
Transmisi virus melalui udara dan
air ludah sangat bergantung dari jumlah virus yang terkandung didalamnya. Dari
hasil penelitian apabila didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak 50% orang
yang terkena air ludah ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada
sel permukaan di rongga hidung dan saluran nafas.
Tanda-tanda gejala flu yang tidak
biasa ini hampir sama dengan flu biasa, namun dengan intensitas yang lebih
tinggi. Pada kasus flu burung, gejala demam bisa sangat tinggi dan tiba-tiba.
Badan bisa menggigil hebat. Gejala-gejala flu yang tidak biasa ini tentu harus
ditangani secepatnya oleh medis.
Setelah virus berhasil masuk
kedalam sel, dalam beberapa jam akan mengalami replikasi dan menuju ke
permukaan sel sehingga dapat meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke
sel yang baru, baik sel yang berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah
dan menyebar melalui udara.
Gejala pada penderita Influenza,
umumnya pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batuk , pilek,
terkadang disertai sakit pada waktu menelan dan serak. Gejala ini dapat
didahului oleh lemah badan dan rasa dingin.Pada kondisi ini biasanya sudah
didapatkan gambaran kemerahan pada tenggorokan.
Gejala-gejala diatas dapat
terjadi beberapa hari dan hilang dengan sendirinya. Tubuh memiliki kemampuan
untuk menghilangkan virus dan bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan
tubuh degnan sel darah putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi
tubuh baik pula. Setelah masa penghancuran virus dan bakteri berbahaya
tubuh membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah
terjadi sehingga akan terasa lemas dan lemah.
4. Emfisema
Emfisema adalah penyakit pada
paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada paru-paru karena pembuluh
darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus.
Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan
sesak napas. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:
1.
Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa
dialami penderita emfisema.
2.
Sesak dada
3.
Batuk kronis
4.
Kelelahan
5.
Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan
obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
Menghindari asap rokok adalah
langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat
penting.
5. Bronkitis
Bronkitis berupa peradangan pada
selaput lendir dari saluran bronkial. Sementara itu,pleuritis adalah peradangan pada pleura, lapisan
pelindung yang membungkus paru-paru. Laringitis adalah pembengkakan di laring,
sedangkan sinusitis adalah pembengkakan pada sinus
atau rongga hidung. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena
berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme. Peradangan juga
dapat terjadi karena tubuh merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk
ke dalam tubuh sehingga terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala peradangan
tersebut secara umum adalah batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di
dada. Penyakit bronkitis dapat dikenali melalui gejala-gejala berikut ini.
1.
Batuk berdahak.
2.
Sering sesak napas.
3.
Flu yang berkepanjangan.
4.
Mengi.
5.
Tubuh mudah lelah.
6.
Pembengkakan pada pergelangan kaki.
7.
Timbul warna kemerahan pada wajah, telapak tangan, dan selaput
lendir.
8.
Kepala terasa sakit.
9.
Penglihatan tampak kabur.
6.
Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit
saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada
paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat
silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat
asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes
juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Penyakit yang disebabkan oleh
Asbestosis diantaranya:
1.
Plakpleura (kalsifikasi)
2.
Mesoteliome maligna
3.
Efusi pleura
7. Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit
peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit
sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan
tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita penyakit sinusitis.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita penyakit sinusitis.
1.
Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.
2.
Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernapas.
3.
Sering bersin.
4.
Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih atau
kekuning-kuningan.
5.
Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.
Penyakit sinusistis dapat dicegah
dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh, menghilangkan kebiasan merokok,
dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan.
8. Tuberculosis
(TBC)
TBC adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun yang paling
sering diserang adalah paru-paru (maka secara umum sering disebut sebagai
penyakit paru-paru / TB Paru-paru). Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga
pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil. Penyakit ini menyebabkan
proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada
dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati
dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah. Keadaan ini
menyebabkan:
1.
Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk
pertukaran udara paru-paru
2.
Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
3.
Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan
meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan
kapasitas difusi paru-paru
TBC dapat menyebabkan kematian.
Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh bakteri tuberculosis menderita TBC
tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis. Apabila penderita latent
tuberculosis tidak
menerima pengobatan maka akan berkembang manjadi active
tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem
kekebalan tubuh tidak mampu untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat
dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi terutama pada bagian paru-paru.
Gejala-gejala penyakit TB Paru
adalah: batu berdahak selama tiga minggu atau lebih, dalam dahak pernah
didapati bercak darah, demam selama satu bulan lebih terutama pada siang dan
sore, menurunnya nafsu makan dan juga berat badan, sering berkeringat saat
malam, dan sesak nafas.
Menurut WHO, kurang lebih 33 %
penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis, dan hampir sepertiga orang
yang terinfeksi berada di Asia Tenggara. Pada tahun 2010, ditemukan 8,8 juta
kasus baru tuberkulosis di seluruh dunia. 1,4 juta diantarnya berakhir dengan
kematian.
Di Indonesia, kurang lebih ada
500.000 kasus baru TB setiap tahunnya. Sepertiganya meninggal dunia. Besarnya
jumlah kematian akibat TB membuat Indonesia menduduki peringkat tiga jumlah dan
kasus kematian penderita TB yang merupakan penyakti menular ini.
Penularan TB paling banyak dan
paling mudah melalui udara. Itulah mengapa organ yang pertama kali diserang
tuberkulosis adalah sistem pernapasan manusia terutama paru-paru. Tuberkulosis
dapat menjadi penyakit kronis yang menyebabkan jaringan luka yang cukup luas di
paru-paru.
Tuberkulosis dapat menyebar ke
seluruh bagian tubuh, mulai dari sistem saraf, sistem getah bening, hingga
tulang dan persendian. Tuberkulosis tulang disebut juga tuberkulosis
milier.Orang-orang yang beresiko tinggi terkena tuberkulosis adalah orang-orang
pengguna narkotika, para petugas medis dan orang-orang yang bekerja di rumah
sakit.
Resiko penularan pada orang yang
merokok lebih besar dua kali lipat daripada orang yang tidak merokok. Demikian
juga dengan orang yang kecanduan alkohol dan penderita diabetes melitus, resiko
penularan tuberkulosis menjadi tiga kali lipat dari orang biasa.
Dahak ataupun bersin yang
dikeluarkan oleh penderita TB banyak mengandung bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Anak-anak dengan kekebalan tubuh belum sempurna sangat rentan
terhadap penularan TB, terlebih jika mereka berada dalam satu lingkungan
penderita TB. Untuk pencegahan penularan TB pada anak-anak, imunisasi BCG
adalah imunisasi yang wajib selain hepatitis B, Polio, DPT, dan campak.
Pengobatan yang rutin dan
berhasil minimal memakan waktu 6 bulan, namun ketidaksabaran dan
ketidakpatuhan penderita dalam pengobatan, membuat penyakit TB kadang sulit
diberantas. Pengobatan yang umum digunakan melawan tuberkulosis adalah
menggukan antibiotik jenis isoniazid dan rifampisin.
Orang dengan penyakit
tuberkulosis aktif biasannya diberikan dua macam pengobatan antibiotik, hal ini
untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tinggkat
penularan penyakit sistem
pernapasan manusia tuberkulosis
sangat tinggi karena rendahnya kualitas lingkungan.
Pencegahan terbaik tuberkulosis
adalah dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Kualitas udara yang
buruk memperparah penderita tuberkulosis. Penderita tuberkulosis juga harus
dijauhkan dari anak-anak.
9. Pneumonia
Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru
yang disebabkan oleh Diplococcus
pneumoniae. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan
lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu
penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi
oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari
paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru
atau terlalu banyak minum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah
serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali
diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang
memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun),
akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat
ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di
kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa
beribu-ribu warga tua setiap tahun.
Terjadinya penyakit pneumonia
yaitu gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada,
demam, dan kesulitan bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat
diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan
sputum.Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum
diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko
tinggi terserang penyakit Pneumonia
Penanganan dan pengobatan pada
penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan
type dari penyebab Pneumonia itu sendiri, antara lain:
1.
Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan
antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-benar tidak
lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi
menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan
kembali diderita.
2.
Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan
yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat
yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik
untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
3.
Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan
dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain
untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti
(penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa
beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi
mucossa (riak/dahak) di paru-paru.
10. Dipteri
Dipteri adalah infeksi pada
saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium
diphterial. Pada tingkat lanjut, penderitanya dapat mengalami
kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan meninggal dunia.
11. Renitis
Renitis merupakan peradangan pada
rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan banyak mengeluarkan lendir.
Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita renitis antara lain
bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair (ingus encer).
Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor lain.
12. Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Upper Respiratory tract Infection
(URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia bagian atas,
yaitu hidung, laring (tekak), dan tenggorokan. Penyakit ini sering dijumpai
pada masa peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan
influenza, yaitu karena kekebalan tubuh yang menurun.
Perubahan suhu yang ekstrim
terutama pada masa pancaroba membuat daya tahan tubuh menurun. Namun kadang
virus dan bakteri turut berperan menyebabkan ISPA. Lebih dari 200 jenis virus
dapat menyebabkan ISPA, namun virus yang paling sering menyerang adalah
rinovirus. Selain itu masihada juga coronavirus, parainfluenza virus,
adenovirus, dan enterovirus.
Sedangkan bakteri yang dapat
menyebabkan ISPA berasal dari jenis Stafilokokus, Streptokokus, dan
Pneumokokus.ISPA dibagi dalam tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat.
Gejala ISPA ringan berupa batuk, suara serak, hidung berlendir (mengeluarkan
ingus), dan demam (atau suhu badan terasa meningkat tidak seperti biasanya).
Gejala ISPA sedang berupa demam
tinggi hingga 39 derajat celcius, tenggorokan merah, pada kulit terdapat
bercak-bercak berwarna merah menyerupai campak, telinga sakit dan mengeluarkan
darah, dan pernafasan berbunyi mendecit. Sedangkan pada ISPA berat,
gejala-gejalanya berupa bibir dan kulit mulai membiru, kesadaran menurun,
gelisah, dan pernafasan berbunyi keras.
Bentuk-bentuk ISPA antara adalah
rhinitis (radang pada lubang mukos hidung), rinosinusitis/sinusitis,
nasofaringitis dan faringitis (radang pada faring), epiglotitis (radang pada
laring atas), laringitis, laringotraceitis (radang pada laring dan trakea), dan
trakeaitis (radang pada trakea).
Rhinitis, faringitis, dan
laringitis kadang disebut sebagai flu biasa. Semua radang tersebut terjadi di
sistem pernapasan manusia bagian atas. Pengobatan ISPA sering menggunakan
antibiotik walupun virus penyebab ISPA dapat hilang dengan sendirinya seiring
perbaikan kekebalan tubuh penderita.
Pemberian antibiotik adalah untuk
mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah. Pada kasus ISPA dimana ingus dan
dahak sudah berwara hijau, antibiotik disarankan diberikan pada penderita
karena dengan demikian sudah ada infeksi karena bakteri. Obat-obatan analgesik
juga dapat untuk mengobati keluhan sakit kepala dan badan pegal penderita
ISPA.Infeksi berlangsung kurang lebih 14 hari.
Setelah itu penderita secara umum
akan normal kembali. Namun penderita dengan kelainan maupun komplikasi akan
mendapat ISPA lebih lama. Jika sudah demikian, penderita memang harus
memeriksakan diri ulang ke dokter. Bagi orang dewasa ISPA merupakan penyakit
ringan dan biasa, namun bagi anak apalagi bayi, penyakit ini merupakan ancaman
serius yang dapat menyebabkan kematian.
ISPA mudah menyerang anak-anak
karena kekebalan tubuh yang belum sempurna. Sekitar 40 % - 60 % pasien anak ke
Puskesmas karena keluhan ISPA. Serangan ISPA pada bayi kurang dari dua bulan
sangat dapat menyebabkan kematian. Pada bayi, sistem pernapasan manusia belum
sempurna. Kadang laring harus bekerja keras agar bayi tidak tersedak.
13. Kanker
Paru-Paru
Penyakit ini merupakan salah satu
yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak
terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu
pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu
terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
Gejala-gejala umum penderita
kanker paru-paru :
1.
Pembekakan di wajah atau di leher
2.
Napas sesak dan pendek-pendek
3.
Kehilangan nafsu makan dan turunnya berat badan
4.
Kelelahan kronis
5.
Dahak berdarah, berubaha warna dan semakin banyak
6.
Sakit kepala, nyeri dengan sebab yang tidak jelas
7.
Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat
8.
Suara serak/parau
14. SARS
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah
sebuah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae. Virus
ini menginfeksi saluran pernapasan. Gejalanya berbedabeda pada tiap penderita,
misalnya pusing, muntah-muntah, disertai panas tinggi dan batuk. Sementara itu,
gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi antara lain rinitis,
yaitu peradangan pada membran lendir (mukosa) rongga hidung. Banyaknya lendir
yang disekresikan, mengakibatkan peradangan. Biasanya, terjadi karena alergi
terhadap suatu benda, seperti debu atau bulu hewan.
15. Rinitis
Rinitis adalah radang pada rongga
hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis juga dapat
terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu.
Produksi lendir meningkat.
16.
Laringitis
Laringitis adalah radang pada
laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena
infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
17. Legionnaries
Legionnaries adalah penyakit
paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya
mirip dengan pneumonia.
18.
Tonsilitis
Tonsillitis adalah peradangan
pada tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna kemerahan, terasa
lunak dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannya. Tonsilitis umumnya
disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Jika terjadi infeksi melalui mulut
atau saluran pernapasan, tonsil akan membengkak (radang) yang dapat menyebabkan
penyempitan saluran pernapasan. Adapun gejala-gelaja tonsilitis
adalah sebagai berikut.
1.
Tenggorokan terasa sakit.
2.
Terasa sakit saat menelan.
3.
Tubuh mengalami demam tinggi.
4.
Sering mengalami muntah
5.
Mengalami kesulitan saat bernapas
6.
Tidur mendengkur
7.
Nafsu makan menurun
8.
Timbul bau tidak sedap pada mulut
9.
Timbul nyeri di sekitar otot
19. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam
pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan oleh terganggunya
fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh.
Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan). Gejala penyakit Asfiksi:
Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan). Gejala penyakit Asfiksi:
1.
Pada fase dispneu / sianosis asfiksia berlangsung kira-kira 4
menit. Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar
karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla
oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah.
Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. Nadi teraba cepat. Tekanan darah
terukur meningkat.
2.
Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira 2 menit. Awalnya berupa
kejang klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang,
pupil dilatasi, denyut jantung lambat, dan tekanan darah turun.
3.
Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira 1 menit. Fase ini dapat
kita amati berupa adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran
menurun sampai hilang dan relaksasi spingter.
4.
Fase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat
pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti
kemudian mati.
20. Hipoksia
Hipoksia yaitu gangguan
pernapasan dimana
kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat
pengaruh perbedaan ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian
pada sel-sel. Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan penekanan
aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas
kerja otot.
No comments:
Post a Comment